Tadinya saya bermaksud
merancang tema wisata pesisir Jakarta
untuk acara jalan2 kali ini. Namun karena pertimabangan waktu dan jarak tempuh,
temanya jadi kombinasi antara pegunungan, kota
tua dan pelabuhan. Terpaksa Islamic Center Koja dan Kampung Nelayan Marunda
saya coret dari daftar dalam trip kali ini.
Gunung Pancar
Setengah tujuh pagi, kami
berdelapan meluncur ke Gunung Pancar, sebuah destinasi wisata di kawasan
Sentul, Bogor. Memasuki
kawasan hutan Gunung Pancar, kami dikenai retribusi Rp. 10.000 per orang. Segar
sekali melihat deretan hutan pinus yang tertata rapi. Namun karena takut
kesiangan dan semakin ramai di lokasi pemandian, kami memutuskan untuk berfoto
di hutan pinus setelah mandi air panas.
Memasuki kawasan pemandian
air panas, kami ditarik retribusi lagi sebesar sepuluh ribu rupiah per orang. Kebetulan
salah seorang diantara rombongan kami yang paling sepuh (Eyang Hananto) kenal
dekat dengan sang pengelola kawasan wisata pemandian air panas Gunung Pancar. Setelah
bertemu dengan pemiliknya kami langsung disambut dengan singkong dan pisang
goreng sembari menyeruput bandrek…Sluurrrpp…!!
Setelah sarapan ala kadarnya
namun nikmat khas pegunungan ini, kami segera menuju pemandian untuk berendam
air panas. Pemandian yang dikelola oleh kenalan Pak Hananto ini mempunyai kolam
kolam yang bisa disewa untuk keluarga dan juga digunakan untuk terapi air
panas. Namun karena kolam2nya sudah penuh, kami memilih untuk turun dan mandi
di pemandian yang dikelola ooleh masyarakat sekitar.
|
Menuju pemandian di kolam yg dikelola penduduk |
Maaf, foto2 tempat2
pemandiannya nggak saya foto karena kebanyakan sudah terisi orang2 yang mandi.
Takut dikira tukang ngintippp (hahaha….)
Di pemandian air panas Gunung
Pancar, airnya hanya sedikit mengandung belerang. Pengelolanya menyediakan
bubuk belerang tabur dan bubuk luluran bagi pengunjung yang menginginkan,
tentunya dengan biaya tambahan.
|
Rumah Miring |
Selesai mandi kami segera
pamit pulang dan menuju Jakarta.
Mampir sebentar di hutan
pinus untuk foto-foto
|
Hutan Pinus Gunung Pancar |
Oud Batavia
Kota Tua siang itu sangat
ramai, apalagi sedang ada konser musik. Juga museum sejarah Jakarta (Fatahillah) sedang dalam renovasi L
Maka lengkaplah kekecewaan untuk bisa melukis cahaya (bahasanya potograper
euyyy...) di tempat tersebut. Diantara sekian banyak museum, kami cuma masuk ke museum sejarah Jakarta, meski gedungnya sedang direnovasi.
|
Onthel |
|
Eyang dan Ega tampak buntut :) |
|
Pak Han in-action |
Matahari yang semakin
beranjak ke barat membuat kami tidak sempat mampir ke Jembatan Kota Intan, Toko
Merah yang legendaris dan beberapa spot 'tempo doloe' yang lain. "Lain
kali deh", pikir saya. Nunggu kawasan Kota Tua selesai dibenahi oleh Pak
Jokowi…hehe…
Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa sore
itu relatif sepi. Tidak banyak kegiatan yang terlihat di pelabuhan tersebut.
Padahal, ingin sekali saya mengabadikan gambar prosesi bongkar-muat yang
menggunakan metode yang sudah ada sejak jaman dahulu kala, yaitu menggunakan
punggung manusia. Ya, seperti itulah faktanya. Di saat manusia modern telah
berhasil menemukan aneka peralatan canggih yang membuat manusia semakin pongah,
kuli-kuli panggul di tempat ini masih menggunakan punggungnya untuk mencari
nafkah.
Di tempat ini kita dapat
melihat kapal-kapal khas Bugis yang sering disebut dengan Pinisi. Terlihat
puluhan kapal Pinisi tua berjejer di tempat ini. Kapal-kapal yang mungkin
membuat kita selalu membanggakan diri sebagai bangsa bahari dan mempunyai nenek
moyang orang pelaut ini jika dilihat dari dekat kondisinya cukup
memprihatinkan. Banyak kayu-kayunya yang sudah lapuk termakan usia dan ganasnya
ombak di laut. Menurut Bapak Tukang Perahu, seluruh kapal-kapal tersebut masih
bisa melaut….hiiiiii…bisa dibayangkan bagaimana gagahnya para pelaut
kapal-kapal tua ini menghadang ombak dan menerjang badai menggunakan bahtera
dan peralatan yang seadanya..
|
Kapal Kapal Pinisi |
Kami menyewa perahu untuk
menyisir kampung nelayan, mencoba melihat dari dekat potret buram dari
kemegahan kota metropolis yang disebut Jakarta.
*************************************
Thanks a lot to Neti san, sponsor jalan-2 kali ini.
Can't wait your next home leave :)