Kalau ada orang yg tidak menyukai panorama alam, bentang pegunungan dan juga keindahan pemandangan bawah laut pastilah orang bodoh namanya. Meski bukan seorang pendaki gunung dan penyelam, namun gunung dan laut selalu memikat saya.
Dua setengah tahun sudah saya lewati
penugasan di Kabupaten Banggai. Sudah banyak tempat2 menarik yang kami kunjungi
selama ini. Sungguh suatu kebetulan mendapatkan lokasi penugasan yang banyak
memiliki potensi wisata alam dan dikelilingi teman2 muda berjiwa adventurer untuk mengksplorasi keindahan
alamnya.
Di penghujung akhir tugas disini
(padahal msh dua setengah bulan lagi..hikss..) saya ingin menutupnya dengan sebuah trip
yang berkesan. Sebentuk perpisahan
kepada bumi Celebes sebagai ‘rumah kedua’ saya selama dua setengah tahun terakhir. Dan
pilihan saya jatuh pada “Bukit (masyarakat setempat menyebutnya gunung) Lukapan
Pulau Dua, Balantak.”
Sebetulnya ini adalah kali yang ketiga saya berkunjung ke Pulau Dua yang berada di
ujung peninsula Sulawesi Tengah. Namun saya masih penasaran banget karena belum sempat mendaki ke bukitnya di dua trip sebelumnya.
Tepat saat azan Subuh kami singgah di sebuah desa (sekitar 8 km sebelum Balantak) untuk sholat subuh dan buang hajat. Baru kemudian melanjutkan perjalanan menuju Balantak. Perjalanan Luwuk-Balantak sendiri memakan waktu sekitar lima jam menggunakan mobil (saat pulang kami menggunakan jalur yang lebih singkat yaitu sekitar tiga jam perjalanan).
Mentari pagi menyembul malu, mengintip kami yang sedang sarapan
roti tawar sesaat setelah tiba di Balantak.
- breakfast at golden moment- |
Ohayoo..Balantak |
Setelah mengisi perut ala kadarnya, perjalanan dilanjutkan
ke desa Kampangar, desa terakhir di penghujung timur Sulawesi Tengah.
Sesampainya di Kampangar segera kami bertanya2 kepada penduduk setempat
kiranya ada yg bersedia mengantarkan kami untuk mendaki Gunung Lukapan.
Atas saran seorang penduduk setempat, kami menuju ke rumah kepala desa Kampangar untuk minta dicarikan pemandu.
Atas saran seorang penduduk setempat, kami menuju ke rumah kepala desa Kampangar untuk minta dicarikan pemandu.
Singkat cerita, setelah mendapatkan pemandu kami segera
menuju ke kaki Gunung Lukapan.
Jalur ini nggak saya rekomendasikan bagi yang membawa kendaraan roda empat. Soalnya masuk kebun2 yang kondisi jalannya bumpy dan banyak ranting2 yang potensial membuat cat mobil tergores.
- point terakhir sblm pendakian - |
"Farewell Trip"-nya Krisnoy, yg akan demob akhir bln ini Soon I'll be the only one of "Dewan Syuro Nyilemers" left at site...hikss... |
Meskipun keliatannya ngga terlalu tinggi, jangan dikira bukit ini gampang untuk didaki. Kemiringannya cukup membuat repot, terutama bagi yang jarang berolahraga, kelebihan berat badan dan juga 'saltum' karena tidak memakai alas kaki yang tepat. Belukar dan semak berduri dikaki bukit pun udah sukses menoreh 'tanda' di punggung telapak kaki saya.
Beberapa dari kami tertatih dan terseok seok sehingga memerlukan bantuan rekan yg lain. Kalo ngga ati2 salah salah bisa jatuh dan terguling ke jurang.
Beberapa dari kami tertatih dan terseok seok sehingga memerlukan bantuan rekan yg lain. Kalo ngga ati2 salah salah bisa jatuh dan terguling ke jurang.
"Difficult Roads Often Lead to Beautiful Destinations" |
Finally.....(setelah pendakian dengan medan sulit yang sukses membuat bbrp dari kami lecet2 dan berdarah2)
- Euphoria Merah-Putih - |
Dirhagayu RI ke 70 ! |
Indonesiaaa....Ai lop yu pull... |
Panorama view |
Pulo Dua, view from Gunung Lukapan |
di sisi ini malah pasirnya putih |
Cokelat-Hijau-Biru |
- Terik - |
- exhausted & dehydrated - |
kuning-coklat (di musim hujan bukit ini berubah warna menjadi hijau) |
Ketika turun dari bukit kami melewati sisi satunya yaitu yang mengarah ke pantai. Bagi yg punya waktu terbatas saya saranin naiknya juga melalui sisi yg ini. Ngga usah niru rute kami yg mengakibatkan harus ngambil mobil lagi di perkebunan kelapa dengan jarak yg lumayan bikin kaki yg udah nyut2an ini tambah gempor..huhuhu..
Ayookk..tinggal sedikit lagi .... |
Setelah beristirahat sejenak dan dilanjutkan makan siang di Balantak kami menuju pantai utk menyeberang ke Pulau Dua.
ketinting n snorkeling |
Di balikPulau Dua (pulau yg lebih besar) ada cottage yg belum lama
berdiri. Bangunannya lumayan bagus. Rencana awalnya kami berniat bermalam disana. Namun sayangnya sampai dengan saat
kami berada disana cottage tsb belum dikelola dengan baik. Akibatnya fasilitas2nya banyak
yg rusak. Entah kenapa cottage yg tentunya dibangun dengan dana yg tidak
sedikit tsb dibiarkan terbengkalai. Di pantai depan cottage tsb kami
bersnorkeling ria.
Underwater viewnya lumayan clear, koralnya warna warni. Namun sayang ikannya sedikit sekali. Mungkin karena saat itu airnya lg dingin banget. Kami yg snorkelingan sampe menggigil setelahnya. Dibandingkan dengan beberapa spot snorkeling lainnya yg pernah kami datangi, spot ini kurang menarik lah. Menurut saya masih jauh lebih bagus di Pulau Dua bagian pulau yang kecilnya.
Sekian, Trip Reportnya.
Every journey has an end........(my assignment as well..hehe..)
Every journey has an end........(my assignment as well..hehe..)
Mampir di Bukit Keles Luwuk untuk sekedar minum saraba dan mie instant |
* Thanks to Uun, Erva dan Kinan buat foto2nya