Dalam dua tahun terakhir, libur dua hari berurutan merupakan
sebuah kemewahan buat saya. Karena cuma di dua hari libur berurutan inilah yang
memungkinkan untuk berlibur ke Togean.
Maka, di Jum’at malam menjelang libur Hari Raya Nyepi lalu
kami berangkat menuju pelabuhan Bunta, tempat
penjemputan kapal yg akan kami gunakan untuk menyeberang ke Togean.
Biar nggak perlu nginap di Bunta, sengaja kami berangkat menjelang
tengah malam dari Luwuk, setelah kongkow kongkow… ngopi sejenak sambil ngedengerin
live music di sebuah kafe terbuka.
Sabtu pagi menjelang fajar pun kami sudah sampai di Bunta. Setelah
sholat subuh dan sarapan ala kadarnya dengan bekal yang kami bawa, kami segera
menuju pelabuhan dimana kapal kami telah menunggu sejak malam harinya.
Dan inilah yang menyambut keberangkatan kami ke Togean,
membuka hari indah kami dengan penampakan lukisan alam yang tiada duanya.
Sebentuk kurva pelangi setengah lingkaran sempurna !
Kereenn..kaann ? Pernah
nggak kalian ngeliat yg kayak gini ?
Jujur aja… baru kali ini saya nyaksiin secara langsung pelangi
yang kedua kakinya menyentuh horizon. Subhanallah…kereenn bingits ..!!
Tak menunggu lama, kapal pun segera angkat sauh begitu semua
peserta rombongan kami naik ke kapal dan langsung membelah selat Tomini menuju
ke Togean. Di tengah perjalanan terlihat beberapa lumba lumba melompat lompat di kejauhan.
The Mirrors |
Entah darimana asal muasal kutipan yg pernah saya baca dalam sebuah blog ini. Yang jelas, saya
setuju banget dengan ‘kalimat saran’
tsb.
Jadi meski ini adalah kali yang ketiga kami berlibur ke
Togean, saya sama sekali nggak minat untuk menginap di resort yang pernah kami
singgahi sebelumnya.
Di kunjungan pertama, kami menginap di Poyalisa - sebuah
pulau cantik di ujung barat kawasanTaman Nasional Kepulauan Togean (laporan
perjalanannya bisa dibaca disini).
Di kunjungan ke-dua kami menginap di Kadidiri - sebuah
resort yg berada di tengah2 kawasanTaman Nasional Kepulauan Togean (laporan
perjalanannya bisa dibaca disini).
Kali ini pilihan kami jatuh pada Bolilanga Resort
Bolilanga pulaunya cukup cantik dan resortnya lumayan bagus.
Yang terpenting buat kami yaitu tersedianya air bersih yang cukup untuk sekedar mandi dan BAB. Soalnya di Togean itu susah untuk mendapatkan
air bersih. Selain itu pulau ini memberikan bonus yang lain (akan saya ceritain
kemudian).
Bolilanga Island |
Selesai check-in dan makan siang di resort, kami segera naik kapal lagi untuk menuju Pulau Papan, salah satu tempat permukiman Suku Bajo di Togean. Tahun lalu kami juga mampir kesini, namun kecewa karena jembatan kayu yg menghubungkan Pulau Papan dan Pulau Malengenya banyak yg rusak.
Alhamdulillah kali ini sudah diperbaiki oleh pemerintah
setempat dan kelihatan jauh lebih kokoh. Sayangnya kami terburu buru selama ada
di tempat ini karena mesti nyari spot untuk snorkeling. Jadi di kesempatan kali
inipun kami nggak sempat nyeberangin jembatannya…. Hiksss…hiksss…
Dari Pulau Papan kami menuju Hotel California, sebuah spot terumbu
karang yg juga udah pernah kami kunjungin tahun lalu. Namun saat ini di tempat
ini telah berdiri bangunan yang kokoh dan papan nama yang menunjukkan bahwa
tempat tsb adalah sebuah area konservasi, khususnya terumbu karang.
Hotel California Reef (Kiri : Bangunan Baru ; Kanan : bangunan Lama) |
Gubuk reyot legendaris - penanda spot Hotel California yg lama - juga masih ada, meski kondisinya makin laa yahya wa laa yamuut…hehe…
Snorkeling at Hotel California Reef |
Menunggu Sunset @ Hotel California Reef |
Setelah kembali ke resort, mandi dan makan malam, saya dan
beberapa teman pergi ke dermaga Bolilanga. Tahukah kalian, di Togean itu kita
bisa ngeliat bintang jelas banget. Kayak di planetarium gitu deh. Sungguh obyek
yg sempurna untuk belajar moto bintang (sayangnya masih belom bisa juga...hiksss....). Dan tiga fotografer amatiran 'trial n error', gimana caranya supaya bisa moto bintang.
Anak2 cewek datang bergabung, ambil posisi dan tiduran terlentang diatas dermaga sambil nerawang ke langit ngeliatin bintang. Barangkali dalam hatinya bilang, “Tuhan...tunjukkan padaku…bintang yg manakah jodohku ? Buatlah bintang tsb berkedip sbg tandanya”. Dan sebagian merasa ngeliat pertanda bintangnya ‘blinking’…tuing…tuingg…Hahaha…
Malam harinya hujan cukup lebat dan ternyata berlanjut
hingga esok paginya.
“Waduhh…bisa gagal semua acara hari ini,“ pikir saya. Sudah jam delapan pagi dan kapal kami yang malamnya pulang ke Wakai belum juga datang.
Akhirnya sambil gerimis kecil kami snorkeling di depan cottage.
Nyesel banget ngga nyebur dari pagi sambil ujan ujanan.
“Waduhh…bisa gagal semua acara hari ini,“ pikir saya. Sudah jam delapan pagi dan kapal kami yang malamnya pulang ke Wakai belum juga datang.
Akhirnya sambil gerimis kecil kami snorkeling di depan cottage.
Nyesel banget ngga nyebur dari pagi sambil ujan ujanan.
Inilah bonus yang saya maksud, terumbu karang dan ikan ikannya oke
punya….ternyata.
Belum puas snorkeling di house reef Bolilanga, kapal kami
tiba2 datang. Terpaksa ‘mentas’ deh, biar bisa segera pergi ke danau ubur ubur.
Ternyata ada yg baru di danau ubur ubur. Pemerintah atau
dinas pariwisata setempat juga membangun bbrp fasilitas di lokasi ini.
Mariona - The Jellyfish Lake |
Nggak ada kata bosan buat saya, berenang dan menikmati
sensasi berenang bersama ubur ubur. Cuma kali ini kondisi airnya seperti air gula. Jadi foto fotonya hasilnya nggak bisa 'clear'. Suhu airnya juga berubah ubah. Kadang airnya terasa anget, tiba tiba jadi dingin dan sebaliknya. Sepertinya terjadi percampuran antara air laut dan air danau tsb. Semoga ubur uburnya nggak bermutasi jadi menyengat lagi. Seandainya ubur ubur sebesar itu dan sebanyak itu menyengat, bisa dibayangkan. Hiiiiiyy...........
Puas berenang bersama ubur ubur kami pun kembali ke resort.
Setelah mandi bilas dan makan siang kamipun check out dan segera naik kapal lagi menuju Bunta.
Beruntungnya, di perjalanan pulang ombak keliatan sangat tenang. Bahkan seperti di danau yang tanpa riak gelombang. Dari puluhan kali kami ‘melaut’ baru kali ini saya rasakan laut setenang ini. Sesekali muncul ikan ikan terbang yang melayang diatas air sampai jarak yang lumayan jauhnya.