Sunday, June 10, 2012

Sekali Merengkuh Dayung Empat Pulau Terlampaui (One Day Trip to Pulau Rambut, Untung Jawa, Kelor dan Onrust)


 Tokoh-tokoh dalam perjalanan kali ini :



- 2 Jun 2012 -
 
Awalnya kami bingung mau diapain sisa uang kas kami yang jumlahnya nggak seberapa ini. Pokoknya harus dihabisin sebelum Neti berangkat site assignment ke Luwuk awal Juli nanti. "Ke Untung Jawa aja deh..mur-mer", kata saya. Akhirnya yang lain pada setuju. Berhubung saya udah pernah ke Untung Jawa, sekalian kali ini berkunjung ke pulau2 disekitarnya yang lain deh..Untuk meringankan beban biaya perjalanan, kami ajaklah beberapa teman yang lain bergabung.

Ini adalah kunjungan saya yang kedua ke Tanjung Pasir. Kami berangkat dari kantor jam 6 pagi (dari rumah jam berapa yach ? Padahal malemnya habis lembur dan main badminton di kantor sampe jam stengah sembilan).

muster point

Singkat kata kami berdelapan segera meluncur ke TKP (Tanjung Pasir). Sempat malu juga sih, coz sebagai pemandu jalan yang udah pernah kesana tapi lupa jalannya..hehe..

Setengah delapan pagi, tibalah kami di Tanjung pasir. Ditagih ongkos masuk dan parkir 40 rb .. Haaahh?! (gpp deh..yg penting mobil aman selama ditinggal). Sambil bernegosiasi dengan tukang perahu, sebagian rekan melepas hajat yang dikandung badan selama 1,5 jam perjalanan bermobil.

Tanjung Pasir

Nego yg lumayan alot dilakukan oleh para mbak-mbak…aye terima jadi ada pokoknya. Lagi alot-2nya tawar menawar, ada yg nyamperin…ngakunya bernama Putra. Doi dan dua orang temennya (Wandi dan Tia) ingin bergabung dengan kita satu perahu. Lumayan lahhh…bisa sharing biaya sewa perahunya. Akhirnya deal juga ma tukang perahunya dan naiklah kami ke perahu dan siap berangkat. Eh..tunggu dulu…Ternyata sampe di atas perahu salah satu tukang perahunya-nya nggak terima harga segitu, dan beralasan bahwa tadi yang nego bukan dia langsung…Sempat bête juga sihh..sampe saya ngancam akan cari tukang perahu yang lain. 

Akhirnya mereka mengalah dan perahu pun angkat sauh menuju pulau pertama tujuan kami, yaitu Pulau Rambut. 

wajah wajah haus liburan


Pulau Rambut
Ngomong2 soal pulau surganya burung ini, kami mengikuti prosedur resmi loohhh..
Jadi H-1 kami ajukan permohonan ke BKSDA di daerah Salemba untuk mendapatkan ijin memasuki Kawasan Konservasi Pulau Rambut. Rada makan waktu juga ngurusnya, namun Alhamdulillah hari itu juga bisa keluar suratnya. Padahal menurut bbrp sumber, bisa saja langsung ‘eksekusi’ ke TKP. Tapi nggak lahh..kami kan anak baik-baik..hihihi…



Sekitar 15 menitan berperahu, kamipun segera berlabuh di pulau ini. Setelah menunjukkan surat ke petugas jaga, kami segera dikawal pemandu mengelilingi Hair Island (bahasanya Kang Sandi). Memang betul pulau tsb dipenuhi oleh burung. Meski sebagian besar mereka tidak di tempat ketika kami datang karena mencari makan di pulau2 sekitar, namun masih banyak pula terlihat berterbangan dan bertengger di pohon2 tinggi. Terlebih lagi hampir tidak ada sehelaipun dedaunan yang tidak ternoda oleh bekas kotoran burung.


Menurut cerita pemandu, dia pernah loohh….lagi mendangak ke atas tiba2 ada burung yang melepaskan makanannya berupa tikus dan tikus itu jatuh mengenai wajah sang pemandu (hueekkk…). Sempat kami ditunjukkan sarang elang bondol yang besar diatas sebuah pohon yang tinggi.

Selama perjalanan setidaknya 3 kali saya melihat biawak besar melintas. 

tampang menakutkan namun pemalu

Ada pohon besar yang tumbang..poto disini dulu yukk??

Akhirnya tibalah kami di menara pengawas burung setinggi 20 meter. Kami semua naik disana dan sambil beristirahat mengambil bbrp gambar..

menara pandang

Sebetulnya waktu yang tepat utk datang ke pulau ini adalah sore hari..waktunya burung2 kembali ke rumahnya setelah seharian pelesiran dan mencari makan. Namun kami punya target untuk berolahraga air di Untung Jawa dan makan siang disana sehingga Pulau Rambut kami jadikan target kunjungan pertama. Setelah puas di Pulau Rambut dan kasih tip ke pemandu, perahu kami angkat sauh lagi menuju P. Untung Jawa yang berjarak tidak bgitu jauh dari P. Rambut.


P. Untung Jawa


Salah satu awak perahu menawarkan ke saya untuk makan siang di rumah makan milik ibunya (padahal ternyata bibinya). Yaudah deh…kami iyakan saja. Dan ternyata ini adalah pilihan yang tepat. Jadi sebelum kami melakukan watersport, semua barang bawaan kami dititipkan di rumah makan tsb. 

negosiasi demi mengisi perut
Setelah memilih2 ikan dkk untuk santapan siang kami, segeralah kami menuju belakang rumah untuk mengambil gambar2 di hutan mangrove pulau tsb sambil menunggu tukang banana boatnya siap.

rehat diantara belantara mangrove

Akhirnya tiba saatnya kami berbanana-boat ria…


siapa yaaa..yang 7 kali naik dan 7 kali jatuhhh??


Puas berbanana-boat,  kamipun bilas di kamar mandi belakang rumah makan. Bayar 3 ribu perak dan dijatah satu ember … Haaahhh?? Padahal mesti keramas pula. Udah gitu kamar mandinya sempit banget, cuma cukup buat satu orang….. (lha ealahhhh….emangnya mau mandi bareng-bareng…hihihi…).
Selesai mandi dan bersolek pake obat cantik dan obat ganteng, lanjut makan siannggg…………..
Menurut teman2, masakan sea foodnya lumayan mantappp….

nikmatnya lunch bareng di tanah seberang
Selesai makan udah sekitar stengah dua siang…perjalanan mesti dilanjutkan…

Bbrp saat setelah perahu menjauh dari Pulau Untung Jawa menuju Pulau Kelor, terjadilah kegaduhan di atas perahu yang kami tumpangi. Tiba2 Agnes baru menyadari kalungnya tidak ada di lehernya. Ceritanya sebelum berbana-boat, tukang banana-boatnya nyuruh cewek2nya utk ngelepas kalungnya coz takut lepas waktu terlempar ke air, katanya. Akhirnya semua cewek melucuti perhiasan masing masing dan disimpan di plastik yang dipegang Mb. Yuli yg ngga ikut banana boat-an karena mabok an*imo..xixixi…

Rupanya setelah pada selesai dan mandi, Mbak Yuli kasih bungkus plastik termahal di dunia itu ke Sevi. Dan ternyata Sevi cuma mengambil kepunyaannya sendiri. Sisanya diserahkan ke Agnes yang waktu diserahi rupanya nggak ‘ngeh’ kalo itu isinya perhiasan karena keasikan berdandan (hehe...pisss..., Nes). Walhasil bungkusan tersebut dibuangnya ke tempat sampah…Alamakkk……(tepokjidatdotcom)

Singkatnya Mb. Yuli segera instruksikan tukang perahu untuk putar balik. Finally, bungkusan tersebut memang masih rejeki pemiliknya dan betul2 ditemukan di tempat sampah!
Syukurlah…hampir saja insiden ini merusak suasana dan membuat perjalanan ini menjadi perjalanan yg muahalll…..Apalagi ada yg ngaku kalo kalungnya dikasih sama pacarnya. (Hayyooo…ngakuuu..........siapa??)

Let's go sailing………again…


Pulau Kelor
Benar kata orang..Pulau selebar daun kelor ini Nampak eksotis dari kejauhan.  Pasir putih dan bekas bangunan benteng yang berdiri kokoh tampak elok dari kejauhan.   

selebar daun kelor


teman2 baru yang asikk..
Di pulau inil barulah keliatan siapa yang paling narsisss. 

  
Gamma & Neti in-action 


Dan inilah foto terfavorit pilihan  pemirsa


Pengen lebih lama di pulau ini sebetulnya. Namun hari sudah menjelang sore, kami takut ombak akan semakin besar dan kemaleman pulang ke jakarta.


Pulau Onrust
Ngomong2 soal pulau ini saya jadi teringat novel  “Rahasia Meede” yang sangat fenomenal itu. Tadinya saya tidak begitu tertarik karena mengira tempat ini hanya meninggalkan situs2 sejarah jaman kolonialisme belaka. Ternyata pulaunya enak juga untuk dijelajahi. Saya mendadak jadi teringat Taman Suropati Menteng karena ternyata pulau ini ditumbuhi pohon2 raksasa yang rindang. 

ladies only

gents turn

Pulau ini dulunya sempat digunakan sebagai penjara, tempat karantina jamaah haji yang sakit, penampungan orang2 gembel, pengemis dan berpenyakit menular..Hiiiiii...........

Bayangin aja...dengan segudang reputasi tersebut betapa spooky-nya pulau itu di malam hari.

rindang, bagaikan taman kota





bekas rumah dokter yang dijadikan museum


Dari pulau Onrust kami balik ke Tanjung Pasir. Minum es kelapa mudabareng2 di Tanjung Pasir menjelang senja dan segera pulang ke Jakarta.

Sebelum meninggalkan P. Onrust


Mbak Yuli : kelapanya buat penawar mabok 'an*imo' ..xixixi...

Sampai jumpa di jalan-jalan berikutnya…

Special Thanks To :

* Neti dan Mbak Yuli bersusah payah dan bersabar hati menunggu proposal memasuki P. Rambut.
Lumayan lah dapat kuliah singkat  mengenai konservasi alam :)

* Kang Asep, fotografer dan photo editornya (sayang kurang waktu buat ngedit semuanya)



No comments:

Post a Comment